oleh

Kisah Pasien Covid 19 Dibalik Ruang Isolasi Rumah Sakit Madani Palu

SL (26), PDP positif yang menjalani isolasi di rumah sakit Madani Palu, kini sudah tampak sehat dan membaik. (F-ist)

PALU, SM.com – Rabu 29 April 2020, tepat dua minggu menjalani isolasi di Rumah Sakit Madani Palu.
Sebagai salah satu PDP Positif covid 19, SL (26) tahun merasakan banyak keharuan selama menjalani perawatan khusus di rumah sakit tersebut.
Keramahan dan Pelayanan yang disajikan oleh para tim medis membuat kami merasa bangga atas pengabdian dan dedikasi mereka dalam melayani dan merawat untuk kesembuhan pasien covid 19 yang berjuang melawan keganasan virus corona.
Sesekali aku melirik jam di dinding, dimana jarum jam menunjukkan angka 12 dan itu artinya bahwa sudah pukul 12.00 malam atau pukul 24.00 wita.
Rasa kasihan, iba, sedih dan haru terus berkecamuk dalam benakku, tatkala melihat mereka maksudku para petugas medis yang masih lengkap dengan APD nya, tengah tertidur pulas di lantai rumah sakit dibalik meja kerjanya.
Akupun berpikir, begitu besar jasamu wahai para petugas medis. Meski ketiduran karena kelelahan, kalianpun tetap setia menjaga kami, walau sesekali terjaga dan langsung mengambil alat mengecek keadaan suhu tubuh kami. Menanyakan keluhan kami meski sesungguhnya aku tahu bahwa mereka masih mengantuk namun tetap dengan ramahnya kalian menyapa kami. Sungguh, kami sebagai pasien yang terpapar positif virus corona, sangat terharu merasakan pelayanan para tim medis.

Terima Kasih pada Tim Medis

Berdasarkan hasil swab kedua, aku yang masih tetap positif covid 19, tidak lagi shok mendengar hasil swab yang dinyatakan atas diriku. Justru keadaanku makin membaik. Aku tidak lagi merasakan adanya sakit di tubuhku. Tidak seperti saat pertama aku masuk ke ruang isolasi di rumah sakit ini. Yang mana kala itu, aku merasakan sakit di area saluran pernafasanku, batuk, pusing, mencret dan sering mual.
” Terima Kasih Tuhan, atas kemurahanMu aku tidak lagi merasakan sakit seperti yang kuderita saat pertama aku menjalani isolasi di ruangan ini. Dan atas kebaikanMu Tuhan, Engkau telah mengirimkan orang-orang yang baik yang dengan tulus ikhlas merawat dan menjaga kami hingga kami benar-benar merasakan kenyamanan dan kesembuhan kami,” gumamku dalam hati seraya memohon agar para petugas medis ini mulai dari para dokternya dan kakak-kakak perawatnya agar senantiasa diberikan kesehatan dan dipanjangkan umurnya.
Jujur kuakui bahwa begitu banyak hal positif yang menginspirasi saya selama dirawat di rumah sakit ini, rumah sakit Madani sebagai salah satu rumah sakit rujukan untuk pasien covid 19. Namun rumah sakit ini dikenal sebagai rumah sakit perawatan pasien sakit jiwa.
Aku angkat jempol teristimewa buat pak dokter Nirwansyah Parampasi, selaku Direktur Utama di rumah sakit Madani.
Gaya kepemimpinan dr.Nirwan yang begitu gaul, terlihat santai namun tegas dalam menjalankan tugas. Tak beda jauh dengan dokter-dokter lainnya di rumah sakit ini, yang semuanya asyik diajak ngobrol. Begitu halnya dengan kakak-kakak perawat, mereka semua sangat ramah dalam melayani kami.
Disela waktu luangnya, kakak-kakak perawat dan dokter berusaha mengihibur kami dengan cara-cara mereka sendiri, mulai dari mengajak kami bermain tiktok dan tak sedikitpun rasa takut mereka mengajak kami bercanda saat mereka bertugas mengawasi kesehatan kami.
Bahkan tak jarang pula aksi konyol kakak-kakak perawat yang sering buat kami tertawa terbahak-bahak karena aksi goyang-goyang joget di depan kamera CCTV. Sungguh, kekonyolan mereka yang terkadang menggelitik kami.
Kamipun merasa sangat berterima kasih atas upaya yang dilakukan oleh petugas medis ini yang berjuang atas kesembuhan kami.
Support dan dorongan moril datang dari mereka yang bahkan memperlakukan kami seperti saudara padahal kami belum pernah melihat wajah mereka sama sekali karena APD yang mereka kenakan semuanya menutupi seluruh tubuh hingga kewajah.
Pernah di suatu percakapan saya dengan salah seorang perawat, saya katakan :
“Kak, nanti kalau saya sudah sembuh, suatu saat nanti sewaktu-waktu kalian ketemu saya di tempat umum, sorry saya tidak bisa kenal kakak perawat duluan karena saya tidak bisa lihat wajah kalian, saya cuma bisa liat kalian dari mata bahkan dibalik kaca mata bening itupun, kening kalian tidak kelihatan hehehehe” kata saya sambil sesekali tertawa kecil.
Kakak perawat menjawab “Nanti saya yang tegur duluan kau, tapi tenang saja privasi pasien jadi nomor satu, harga mati, itu sudah jadi sumpahnya kami saat jadi perawat” tutur kakak perawat dengan dialek khas orang Palu.
Dengan balutan APD, aku terkadang kasihan
melihat tetesan keringat yang terlihat jelas dibalik kaca mata beningnya.
Sungguh, itu hal yang seringkali mengganggu
pandangan mereka, saat mau periksa suhu tubuh kami kemudian menulis laporan di buku yang tersedia diatas meja jaga.
Akupun kembali bergumam, kasihan mungkin mereka capek. Sungguh mulia pengabdianmu kawan, demi keselamatan orang lain, kalianpun turut bertaruh nyawa dan kalian rela meninggalkan keluarga, orang tua, meninggalkan anak, dan meninggalkan suami/istri.
Saya bisa melihat rasa kurang nyaman para tim medis saat mengenakan APD. Rasa panas dan gerah terlihat jelas. Namun tak pernah mengeluhkan hal itu. Bahkan diantara mereka ada yang tengah menjalankan ibadah puasa.
Saya hanya tidak bisa bayangkan bagaimana jika mereka haus, mau kebelet kencing dan BAB, disaat mereka dalam kondisi menggunakan APD.
Sungguh luar biasa pengorbanan serta pengabdianmu kawan. Dan berkat support dari kalian pula, kami para pasien disini makin semangat melawan keganasan virus corona, yang bila kita lemah, maka virus itu akan semakin menjadi menggerogoti tubuh kita terutama merusak jaringan paru-paru.
Maka dari itu, sebagai PDP Positif Covid 19, saya berharap masyarakat untuk tetap mengikuti anjuran pemerintah, dengan bekerja dari rumah, tetap di rumah saja, menjaga jarak, jaga kesehatan dan tetap menggunakan masker saat bepergian keluar rumah. Karena itulah salah satu cara untuk memutuskan mata rantai penyebaran virus corona.
Mari kita berupaya dan berdoa agar virus corona ini segera berlalu, kita semua bisa kembali beraktivitas seperti biasa hingga semuanya kembali normal. (ten*nila)

BACA JUGA  Film Diantara Mendung dan Kabutnya Kota Poso Segera Tayang di XXI

Komentar