oleh

Sambut Program Nasional, Ketua TP PKK Kota Palu Gerakkan Ibu-Ibu PKK dan HIPMI Jadi Orang Tua Asuh Cegah Stunting

Diah Puspitasari, Ketua TP PKK Kota Palu saat menyampaikan apresiasinya terhadap program gerakan menjadi Orang tua Asuh Cegah Stunting.(F-dok.nila)

SULTENGMEMBANGUN.COM, PALU – Acara launching Program Gerakan orang tua asuh cegah stunting (genting) yang dilaksanakan secara serentak di seluruh wilayah provinsi di Indonesia, termasuk di Sulawesi Tengah mendapat apresiasi dari Ketua TP PKK Kota Palu, Diah Puspitasari, yang turut serta menghadiri acara launching GENTING di Kantor Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore Kota Palu, Kamis (05/12/2024).

Menurut Diah, yang juga istri dari Bapak Walikota Palu, program gerakan orang tua asuh cegah stunting ini sangat baik dan diapun turut menjadi salah satu orang tua asuh dalam mencegah terjadinya stunting di Kota Palu.

Ketua TP PKK Kota Palu, Diah Puspitasari saat menyerahkan menu makanan tambahan kepada salah satu balita yang terindikasi stunting.(F-dok.nila)

Kata Dia lagi, setelah dirinya ikut mendengarkan pemaparan dari
Bapak Wihaji, Menteri dari
kementerian kependudukan dan pembangunan keluarga BKKBN, menurutnya program Genting ini sangat baik sekali dalam kebersamaan semua pihak mencegah terjadinya stunting khususnya di daerah kita ini.

” Semoga pemaparan tadi walaupun sementara ini kita masih menunggu juknisnya, tetapi tidak ada salahnya pemaparan tadi itu semuanya sebetulnya kita sudah lakukan tinggal bagaimana memperkuat menjalin kolaborasi dan kerjasama dengan melakukan upaya pencegahan dari 1000 hari kehidupan. Karena kita tahu bersama bahwa persentase dari pengobatan itu hanya 20% tetapi persentase yang lebih banyak itu adalah pada pencegahan,” papar Diah.

Bersama 11 orang balita terindikasi stunting dari Kelurahan Lasoani, Kecamatan Mantikulore, Kota Palu.(F-dok.nila)

Tentunya disini kita bersama akan menyusun perencanaan kembali agar program ini lebih maksimal. Dan secara khusus di Kota Palu, saya harapkan ibu-ibu PKK dapat berperan serta.

” Walaupun belum ada juknisnya tetapi bisa dipahami bahwa keterlibatan masyarakat ini betul-betul harus lebih ditingkatkan lagi agar program Gerakan orang tua asuh cegah stunting ini bisa berjalan dengan baik,” ujar Diah.

Sebelumnya juga di paparan Menteri Wihaji disampaikan, disampaikan ada empat menu yang harus dilakukan dalam gerakan orang tua asuh cegah stunting yaitu menu pertama adalah menu penyiapan nutrisi dan non nutrisi.

Artinya menu nutrisi yang dimaksud dimana kita sebagai orang tua asuh menyiapkan kebutuhan makanan ibu hamil untuk 1.000 hari kehidupan.

“Silahkan menjadi orang tua asuh selama 2 tahun atau selama 1.000 hari kehidupan mulai dari ibu hamil sampai anak berusia 2 tahun . Karena disitulah masa kritis berpotensi stunting bagi ibu hamil dan bayi yang dilahirkan,” jelas Diah mengutip pemaparan dari Menteri Wihaji.

Menu kedua yaitu soal penyediaan air bersih. Artinya orang tua asuh baik itu pribadi, kelompok, perusahaan dapat menyumbangkan dana untuk pengadaan air bersih sementara pemerintah yang akan menyiapkan lokasi termasuk kebutuhannya.

Menu ketiga yaitu perbaikan rumah tidak layak huni (RTLH), Perbaikan Sanitasi dan Jamban.Karena hal ini juga menjadi salah satu penyebab terjadinya stunting. Rumah tidak memiliki MCK atau tidak memiliki jamban.

Komitmen jadi orang tua asuh cegah stunting

Menu keempat adalah melakukan edukasi . Contoh ada orang tua asuh tidak memiliki uang untuk disumbangkan terutama untuk ketiga menu diatas, maka orang tua asuh dapat memberikan edukasi kepada para remaja dan ibu hamil untuk senantiasa menjaga kesehatan selama hamil dan menyusui. Merawat anak dengan kebutuhan gizi yang tercukupi sehingga diharap bayi yang dilahirkan tidak stunting.

Kedepan, kata Diah, melalui Tim PKK Kota Palu pihaknya akan menggerakkan ibu-ibu PKK ini dalam program terpadu cegah stunting agar program PKK lebih tepat sasaran.(NL)

Komentar