SULTENGMEMBANGUN. COM, PALU – Redaksi sultengmembangun.com meralat berita yang tayang pada tanggal 23 Januari 2024. dengan judul “Diduga Aniaya Kekasihnya, ART Oknum Anggota DPD RI Dapil Sulteng Dilaporkan ke Polisi”. Hasil ralat berita tersebut dimuat dalam tayangan berikut ini:
SULTENGMEMBANGUN.COM, PALU- Yenny Rantung, melaporkan oknum anggota DPD RI dapil Sulteng berinisial ART ke polisi. Yenny mengaku teman dekatnya itu telah melakukan tindak kekerasan terhadap dirinya.
Yenny mengatakan, dirinya sudah tidak sanggup lagi menjalin hubungan dengan lelaki ART. “Saya sudah tak sanggup lagi menjalani hubungan yang tanpa status dengan ART. Pertama saya tidak mau dianggap pelakor dan kedua saya sudah tak kuat dianiaya baik secara fisik maupun psikis,” katanya kepada media ini.
“Bukan cuma saya yang trauma tapi anak-anakku juga mengalami trauma dengan kondisi ini bahkan sampai seringkali mendapat teror dari beberapa nomor tak dikenal. Makanya saya putuskan untuk menjauh dan menenangkan diri dan ingin hidup tenang dengan anak-anakku,” tambah Yenny.
Namun lanjut Yenny, sepertinya sikapnya itu tidak diterima oleh ART, hingga akhirnya ART nekat melaporkan dirinya ke atasannya. “ART tidak terima sampai nekad melaporkan saya dengan atasan agar bagaimana caranya saya itu dipecat dari pekerjaaan saya sebagai anggota polisi, ” ujar Yenny.
Yenny pun mengaku pasrah dengan laporan ART itu. Dia mengaku siap menghadapi segala kemungkinan, dan sedikitpun tidak gentar menghadapinya.
Kepada media ini Yenny pun mengutarakan seluruh apa yang dialaminya selama bersama ART. Yenny mengaku menjalin hubungan dengar ART sejak 2015 silam.
Yenny mengatakan, keretakan hubungan asmaranya dengan ART, dimulai sejak dirinya mulai memutuskan untuk berpisah dan menjauhkan diri dari ART. Yenny mengaku sudah tak kuat lagi menerima tindak kekerasan dan penganiayaan atas dirinya yang dilakukan oleh ART.
“Saya memang berpacaran dengan ART. Dan hubungan kami diketahui oleh istrinya dan semua keluarga dekatnya. Cuma ya namanya istri yang seolah tidak mau peduli dengan apa yang dilakukan suaminya,” ujar Yenny.
Yenny menambahkan bahwa tindak kekerasan dan penganiayaan yang dialami yang sangat terasa dalam hidupnya yang terjadi pada 13 Oktober 2023 tepatnya waktu itu dia dan ART menginap di salah satu penginapan di Desa Tompira, Kabupaten Morowali Utara. Kejadiannya itu ditengah malam.
” Kami menyewa satu kamar untuk istrahat setelah melakukan perjalanan panjang dalam rangka mendampinginya bertugas. Waktu itu saya sudah istrahat dikamar. Dia masuk ke kamar dan dia morokok di ruang kecil ber AC. Saat itu kamar dipenuhi asap rokok namun saya tetap diam sambil menahan batuk karena asap rokok. Dari situ mulailah si ART ini mengajak saya ribut, tapi saya coba untuk menahan diri dan tidak terpancing dengan segala makiannya,” jelas Yenny.
“Merasa tidak digubris, si ART semakin marah hingga menganiaya saya. Usai menganiaya saya, dia langsung pergi meninggalkan saya begitu saja. Bayangkan tengah malam buta di perkampungan saya mencoba mencari tumpangan untuk membuat laporan ke Polres Morowali. Kendati saya naik trek malam itu,” ungkap Yenny.
Sejak kejadian itu, Yenny mengakui untuk berpisah dan mengakhiri hubungan dengan ART. Ada beberapa kasus yang saya mau laporkan terkait ART.
“Awalnya saya mau laporkan kelakuan ART ini tapi saya urung atas permintaan keluarganya agar ART jangan dilaporkan ke polisi. Mengingat ART mau maju dan sementara mencalonkan sebagai anggota DPD RI,” ungkap Yenny.
Dan terkait masalah tersebut di atas, Abdul Rahman Thaha(ART) yang dikonfirmasi via whatshapp di nomor 08114137XXX atau DPDART7979 untuk dimintai tanggapannya, namun tak ada jawaban hingga berita ini ditayangkan. Tapi di chat lewat WA, pesan terbaca hanya tidak dibalas.
Perseteruan antara Yenny dan ART ini sudah terjadi lama. Sejumlah media sudah mempublikasinya. Dikutip dari laman https://media.alkhairaat.id, Yenny melalui kuasa hukumnya sempat mengajukan tawaran damai, namun tidak mendapat tanggapan dari ART.
“Kami sudah final memilih pintu pengadilan daripada pintu damai. Klien kami sudah bulat. Kami memilih pembuktian di hadapan pengadilan saja,” tegas Kuasa hukum ART, Amerullah SH seperti dilansir dari media itu, Rabu 24 Januari 2024.
Amerullah menyatakan bahwa upaya perdamaian yang disampaikan oleh kuasa hukum Yenny, Natsir Said, tidak disambut kliennya dengan tangan terbuka. Karena, Yenny sendiri dalam beberapa kesempatan mengakui bahwa dirinya terlibat langsung dalam upaya konspirasi untuk “menghabisi” karir dan keselamatan anggota DPD RI Abdul Rachman Thaha. Hal itu dilakukan di tahun 2020, kemudian berlanjut lagi di tahun 2023.
“Yenny sendiri membuat pengakuan itu kepada klien kami,” beber Amerullah.
Kata Amerullah, sudah banyak perencanaan niat jahat yang ditujukan kepada ART tidak berhasil di 2020 dan sekarang diulang lagi di tahun 2023. Di Morowali Utara pada Oktober 2023 lalu, Yenny nyaris mencelakai ART karena ditemukan membawa pisau yang kini sudah diamankan, dan terjadi saling lapor tindakan penganiayaan.
Belum puas melaporkan ART dengan penganiayaan lanjutnya, Yenny kembali ke Polda Sulteng untuk melaporkan pidana pencurian mobil. Padahal status kepemilikan mobil itu adalah milik ART. Yenny hanya dipinjam namanya dan yang membayar keseluruhan adalah ART.
Menurutnya Amerullah, karena selalu getol menyuarakan aspirasi dari daerah yang menjadi Daerah pemilihan (Dapil) nya, ART ini selalu menjadi target. Karena banyak yang merasa terganggu, bongkar sang pengacara.
Amerullah mengaku heran dengan klaim sepihak Yenny, yang mengaku dekat dengan ART. “Yenny jangan berangan-angan dan menafsirkan sendiri. Hubungan sahabat jangan dilebih-lebihkan. Jangan baper sendiri dong,” tegas Amerullah. (*)
Komentar