oleh

Kunker ke Bangkep, Pihak BKKBN Sulteng Kunjungi Desa Lokus Stunting

SULTENGMEMBANGUN. COM, BANGKEP – Setelah menyusuri perjalanan dari Kabupaten Banggai Laut, Kepala Perwakilan BKKBN Provinsi Sulawesi Tengah Dra. Maria Ernawati, MM bersama rombongan, Jumat (9/4/2021) melanjutkan perjalanan ke Kabupaten Banggai Kepulauan.

Perjalanan Kaper BKKBN Sulteng diawali dengan kunjungan ke Balai Penyuluhan KB Kecamatan Tinangkung Selatan dan Peling Tengah untuk melakukan monitoring Pendataan Keluarga 2021 atau PK21.

Adapun maksud dari kehadiran Ibu Kaper Ernawati di Bangkep, guna memberikan penguatan pelayanan KB di Fasilitas Kesehatan Desa Mandok yang merupakan lokasi dicanangkannya Kampung KB dan salah satu Lokus Stunting Proyek Prioritas Nasional (Pro PN) tahun 2021. Desa Mandok ini merupakan salah satu desa dari 17 desa lokus stunting yang menjadi sasaran di Provinsi Sulawesi Tengah

Tim Medis dari BKKBN Sulteng yang dipimpin langsung Ibu Kaper, saat memberikan layanan KB kepada masyarakat di desa Mandok. (F-dok. Ist)

Pada kesempatan itu, kehadiran Kaper BKKBN Sulteng disambut Camat Bulagi Utara. Dia mengatakan kalau saat ini masyarakatnya sudah membatasi atau menjarangkan kelahiran. Namun disisi lain, daerahnya masih membutuhkan penduduk yang banyak untuk pengembangan desa.

” Penduduk di desa Mandok ini sudah membatasi kelahiran dengan mengatur jarak kelahiran bayi, namun disisi lain menjadi tantangan bagi kami karena jumlah penduduk masih kurang untuk pengembangan desa, ” ungkap Camat Bulagi Utara.

Olehnya ia berharap dengan kehadiran Kaper BKKBN Sulteng bisa memberikan petunjuk dan motivasi kepada masyarakat kami.

BACA JUGA  Pendataan Keluarga 2021, BKKBN Gerakkan 4 Ribuan Tenaga Penyuluh

” Mereka sudah berusaha bagaimana membatasi tingkat kelahirannya, tapi sekolah kekurangan murid terutama yang masuk SD. Bagaimana desa ini bisa berkembang penduduknya kalau kelahiran bayi dibatasi,” ujarnya lagi.

Menyikapi hal tersebut Kaper Erna mengatakan keluarga berhak memiliki jumlah anak lebih dari 2 asal mampu memenuhi kebutuhannya dari segi kualitas Pendidikan, gizi dan kesehatan.

Namun diharapkan para orang tua bisa memaksimalkan potensi yang dimiliki anak.

“Persoalannya apakah dengan banyak anak bisa membangun desa jika SDMnya tidak bagus? Kita benahi dulu kualitasnya, sekolahkan anak-anaknya setinggi mungkin agar kelak bisa memiliki SDM yang handal dan berdaya saing, ” jelas Kaper Ernawati.

Lebih lanjut Maria Ernawati menjelaskan, Hamil diusia terlalu muda atau terlalu tua, terlalu sering dan terlalu banyak memiliki resiko yang besar terhadap Kesehatan ibu dan bayi. Sementara umur yang ideal untuk hamil dan melahirkan adalah diatas 20 sampai 35 tahun.

“Rencana mau punya anak 5 bisa, tapi ingat Kesehatan ibu dan bayinya,” jelas Maria Ernawati.

BACA JUGA  Verna Gladies Inkiriwang, Calon Bupati Perempuan Pertama untuk Kabupaten Poso

Karena resiko yang dihadapi jika melahirkan terlalu muda yaitu organ reproduksi yang belum matang, dan beresiko tinggi mengganggu perkembangan janin sehingga berpotensi lahir stunting begitupun hamil terlalu tua diatas 35 tahun, terlalu sering dan banyak yang beresiko menderita tekanan darah tinggi, pendarahan hingga tak jarang yang berujung pada kematian.

Pada kunjungannya kali ini ke Bangkep, selain memberikan arahan kepada masyarakat, kegiatan yang digagas oleh Perwakilan BKKBN Sulteng dan Dinas Pengendalian Penduduk Keluarga Berencana dan P3A Bangkep, telah menambah jumlah angka pengguna KB dengan melayani 40 Akseptor KB baru yang terdiri dari 25 akseptor implant, 1 IUD dan 14 suntik. (*NL)

Komentar