Masalah Stunting Jadi Tanggung Jawab Bersama, Keluarga Jadi Ujung Tombak Penurunan stunting
SULTENGMEMBANGUN. COM, PALU – Perwakilan BKKBN Sulteng terus menggalakkan berbagai program dalam upaya penurunan angka stunting. Mengingat masih tingginya angka stunting di Sulteng sehingga hal ini menjadi prioritas kedua setelah penurunan angka kemiskinan.
Mewakili Gubernur Sulteng Rudi Dewanto, Asisten II Bidang Perekonomian dan Pembangunan diacara malam puncak ajudak GenRe Sulteng tahun 2024, Sabtu malam (11/05/2024) di Hotel Best Western Palu, menyampaikan bahwa dalam menghadapi bonus demografi, Pemerintah Provinsi Sulawesi Tengah
fokuskan program pada penurunan prevalensi stunting dan perkawinan anak.
Karena itu, Pemprov Sulteng masih harus bekerja keras secara gotong royong untuk menurunkan prevalensi stunting hingga mencapai angka yang ditargetlan pemerintah pusat yakni 14 persen ditahun 2024.
Dibawah garis koordinasi Perwakilan BKKBN Sulteng, berbagai program telah dilakukan dalam upaya percepatan penurunan stunting Dengan beragam inovasi namun hasilnya belum maksimal. Tentu saja hal ini masih membutuhkan kepedulian dan peran serta pemerintah provinsi, Pemerintah Kabupaten/Kota, Legislatif, Dunia Usaha, masyarakat madani dan tak kalah pentingnya adalah peran keluarga sebagai ujung tombak terdepan dalam penurunan stunting.
Berdasarkan hasil Survei Kesehatan Indonesia (SKI) pada tahun 2023, terjadi penurunan stunting di Sulawesi Tengah sebesar 1 persen dari tahun 2022.
Di tahun 2022 angka stunting di Sulteng sebesar 28.2 persen turun menjadi 27.2 persen pada 2023.
” Ini menunjukkan keberhasilan Pemerintah Provinsi Sulteng dalam menurunkan angka stunting. Meskipun turunnya hanya 1 Persen namun hal itu tidak mudah. Dan itu dicapai dengan
adanya penguatan Tim percepatan penurunan stunting yang terus bergerak hingga ke pelosok desa,” ungkap Rudi Dewanto. ***
Komentar