oleh

Faktor Psikologis yang Membuat Seseorang Menjadi Pengguna Narkoba

Oleh dr. Hendry Wijaya
Informasi kesehatan ini sudah direview dan diedit oleh: dr. Tania Savitri – Dokter Umum
alasan pecandu narkoba
Berdasarkan data terakhir dari Badan Narkotika Nasional (BNN), jumlah pecandu narkoba di Indonesia saat ini kurang lebih mencapai enam juta orang. Dengan begitu banyaknya orang yang menggunakan narkoba, Anda mungkin bertanya-tanya “Mengapa mereka melakukannya?”. Setiap orang sebenarnya bisa kecanduan akan sesuatu hal. Entah itu kecanduan makanan, bekerja, bermain video games, alkohol, seks, belanja, bahkan narkoba.

Sebelum mengetahui alasan-alasan yang mungkin membuat seseorang menjadi pecandu narkoba, ada baiknya Anda pahami dulu bagaimana kecanduan bisa terjadi.

Kecanduan berbeda dengan kebiasaan
Kecanduan adalah kondisi yang membuat seseorang kehilangan kendali atas apa yang ia lakukan, gunakan atau konsumsi terhadap suatu hal yang mereka jadikan candu. Hilang kontrol ini bisa disebabkan oleh berbagai hal dan terjadi pada waktu yang lama.

Kecanduan berbeda dengan kebiasaan yang dilakukan berulang-ulang. Ketika Anda terbiasa melakukan sesuatu, misalnya mandi dua kali sehari, Anda bisa menghentikannya kapan saja sesuai dengan situasi dan kondisi saat itu, juga mengikuti keinginan pribadi baik secara sadar maupun tidak — rasa malas, kedinginan, terjebak kesibukan lain, dan seterusnya.

BACA JUGA  Fitch Rating Indonesia Kembali Naikkan Peringkat Bank Bukopin

Tapi tidak dengan kecanduan. Kecanduan membuat Anda benar-benar kehilangan kontrol diri sehingga susah dan/atau tidak mampu untuk menghentikan perilaku tersebut, terlepas dari segala upaya yang dilakukan untuk menghentikannya. Hilangnya kontrol ini membuat seorang pecandu cenderung melakukan berbagai cara untuk dapat menuntaskan hasrat akan candunya, tak peduli akan konsekuensi dan risikonya.

Kecanduan yang dimiliki seseorang lama kelamaan dapat menimbulkan dampak buruk bagi kesehatannya, terutama kesehatan psikologis. Bukan tidak mungkin kecanduan menyebabkan perubahan kepribadian, karakteristik, perilaku, kebiasaan, hingga bahkan fungsi otak.

Komentar