oleh

Data Quick Count Pilkada Sulteng Tiba-Tiba Ditarik, Anwar Hafid Masih Ragu Klaim Kemenangan Sementara, Ahmad Ali Unggul Versi Real Count

SULTENGMEMBANGUN.COM, PALU – Sejumlah lembaga survei yang sebelumnya merilis hasil hitung cepat (quick count) Pilkada Gubernur dan Wakil Gubernur Sulawesi Tengah 2024 tiba-tiba menarik data mereka dari publik, Rabu (27/11/2024).

Lembaga seperti Indikator, Cartha Politika, Poltracking Indonesia, dan SMRC yang sempat menayangkan hasil quick count di sejumlah media nasional kini tidak lagi menampilkan data untuk wilayah Sulawesi Tengah.

Sebelumnya, hasil quick count dari keempat lembaga tersebut menunjukkan pasangan Anwar Hafid – Reny Lamadjido (BERANI) unggul dengan perolehan suara sebesar 45,02%, diikuti pasangan Ahmad Ali – Abdul Karim Aljufri (BERAMAL) dengan 37,12%, dan pasangan Rusdy Mastura – Sulaiman Agusto Hambuako sebesar 17,85%.

Hasil ini langsung disambut dengan konferensi pers oleh Anwar Hafid pada Rabu malam. Dalam pernyataannya, Anwar mengklaim kemenangan sementara berdasarkan hasil quick count tersebut.

“Bahwa sesuai dengan hasil perhitungan cepat yang disiarkan langsung oleh lembaga survei Poltracking, sampai dengan malam ini, alhamdulillah pasangan BERANI memenangkan Pilkada Sulawesi Tengah,” ujar Anwar Hafid.

BACA JUGA  Operasi Tinombala di Palu, Korban Meninggal Dunia Meningkat

Ia menyebut kemenangan ini sebagai kemenangan rakyat Sulawesi Tengah. “Saya berdua dengan dokter Reny bukan siapa-siapa. Tapi karena kekuatan besar rakyatlah yang menjadikan kami hari ini menang atau unggul berdasarkan versi Quick Count,” katanya.

Namun, situasi berubah ketika data quick count dari keempat lembaga tersebut tiba-tiba menghilang dari akses publik pada pukul 21.00 WITA. Hasil quick count yang sebelumnya dapat diakses melalui situs web dan tayangan media kini tidak lagi tersedia.

Kondisi ini memicu spekulasi dan kebingungan, termasuk di pihak Anwar Hafid sendiri. Meskipun sempat mengklaim kemenangan, Anwar menegaskan bahwa pihaknya akan tetap menunggu hasil resmi dari Komisi Pemilihan Umum (KPU).

“Kita tetap harus bersabar menanti hasil real count resmi dari KPU. Hasil quick count adalah indikasi, tetapi keputusan akhir ada pada KPU,” ujar Anwar.

Penarikan data quick count ini juga memunculkan pertanyaan dari berbagai pihak mengenai keakuratan data dan proses yang terjadi di lapangan. Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari keempat lembaga survei terkait alasan penghentian dan penarikan data mereka.

BACA JUGA  Konvoi Slankers Beramal, Deklarasi untuk Memenangkan Paslon 1 Ahmad Ali - Abdul Karim Al Jufri

Proses penghitungan suara Pilkada Sulawesi Tengah sendiri masih berlangsung, dengan pengumuman hasil resmi oleh KPU diharapkan dapat menjawab berbagai spekulasi yang berkembang.

Sementara itu, calon gubernur Sulawesi Tengah Ahmad Ali mengambil sikap berbeda. Ia mengimbau pendukung pasangan BERAMAL (Ahmad Ali – Abdul Karim Aljufri) untuk tidak bereuforia berlebihan meski tim internal menunjukkan hasil sementara yang mengunggulkan mereka. Pernyataan ini disampaikan Ahmad Ali dalam konferensi pers di kediamannya di Jalan Swadaya, Palu, pada Rabu malam.

Berdasarkan data real count tim internal pasangan BERAMAL hingga pukul 20.00 WITA, mereka memperoleh 41,81% suara, unggul atas pasangan calon lainnya. Namun, Ahmad Ali menegaskan bahwa ini baru hasil sementara.

“Saya meminta para pendukung BERAMAL untuk tidak bereuforia atas hasil ini. Klaim-klaim dari paslon lain berdasarkan quick count adalah hal yang wajar, tetapi data kami berasal dari real count sementara. Prosesnya masih panjang,” ujar Ahmad Ali.

Ia juga mengingatkan bahwa kemenangan resmi hanya akan ditentukan oleh KPU. “Kita bersyukur kepada Allah karena saat ini berada di posisi teratas. Tapi ini belum final. Rekapitulasi data di tingkat TPS dan kecamatan masih berjalan. Kemenangan baru sah setelah ditetapkan oleh KPU,” tegasnya.

BACA JUGA  Andono Jubir Cudy - Agusto, Desak Bawaslu dan Gakkumdu Proses Kepala SMAN I PALU

Ahmad Ali juga meminta para saksi dan relawan untuk tetap fokus dan menjaga integritas di tingkat TPS. “Laporan hasil C1 harus cepat dan akurat, ini penting untuk memastikan suara rakyat benar-benar terjaga,” tambahnya.

Penarikan data quick count dari empat lembaga survei memunculkan tanda tanya besar, terutama setelah masing-masing pihak mengklaim hasil yang berbeda. Hingga berita ini diturunkan, belum ada penjelasan resmi dari lembaga survei terkait alasan penarikan data mereka.

Proses rekapitulasi suara Pilkada Sulawesi Tengah masih berlangsung, dan hasil resmi dari KPU diharapkan dapat menjawab kebingungan serta memastikan transparansi di tengah ketegangan politik yang berkembang.***

Komentar