Gubernur Sulteng diwakili Asisten 2, Rudiyanto resmi membuka Kegiatan Rakerda
Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah.(F-nila)
Kinerja Makin Baik, Prevalensi Stunting di Sulteng Turun 1 Persen
SULTENGMEMBANGUN.COM, PALU – Pada beberapa tahun terakhir ini, Perwakilan Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional disingkat BKKBN, terus mendorong semua pihak untuk bersama-sama melakukan berbagai upaya terjadinya peningkatan kasus stunting di daerah ini. Dan alhamdulillah, upaya tersebut cukup berhasil meskipun tingkat penurunannya masih sebatas 1 persen dari tahun sebelumnya, namun hal itu patut diapresiasi. Mengingat Sulawesi Tengah secara nasional masih menjadi salah satu provinsi dengan kasus stunting tertinggi yaitu dengan prevalensi stunting sebesar 28,2 persen.
Secara nasional, Prevalensi stunting di Provinsi Sulawesi Tengah menempati urutan ke tujuh setelah Provinsi Papua Barat dengan prevalensi stunting diangka 30 persen.
” Jadi perlu diketahui bahwa prevalensi angka stunting di Sulawesi Tengah saat ini berada pada angka 27,2 persen. Yang mana pada kondisi sebelumnya sebesar 28,2 persen. Artinya terjadi penurunaan 1 persen dibanding kondisi sebelumnya. Meskipun tingkat penurunannya perlahan
tetapi Sulawesi Tengah sudah menunjukkan upaya yang cukup baik,” ujar Kepala BKKBN Pusat dalam hal ini diwakili Eli Kusnaeli selaku Penyuluh KB Ahli Utama di BKKBN Pusat, pada acara Rapat Kerja (Rakerda) Program Pembangunan Keluarga Kependudukan dan Keluarga Berencana Tingkat Provinsi Sulawesi Tengah, Rabu (27/03/2024), di Ball Room Santika Hotel Palu.
Dikatakannya, penurunan angka stunting diharapkan bisa memberikan dampak positip pada peluang bonus demografi. Dimana penduduk yang produktif itu akan lebih banyak dari penduduk yang tidak produktif dan tentu saja ini akan menunjukkan upaya-upaya untuk menuju kesejahteraan masyarakat yang lebih baik .
” Kenapa disebutkan peluang karena peluang ini kalau tidak dikelola dengan baik bisa menjadi malapetaka kependudukan dimana tenaga kerja sangat banyak tetapi lapangan pekerjaannya sangat terbatas. Dan ini juga akan menjadi masalah tersendiri dari aspek kualitas lain. Dan kita melihat upaya-upaya untuk menuju indonesia emas menuju sumber daya manusia yang lebih baik di tahun 2045, Kondisi stunting di Provinsi Sulawesi Tengah sudah menunjukkan upaya yang terus membaik di 2 tahun terakhir ini. Dimana angka prevalensi stunting di Sulawesi Tengah perlahan mulai turun. Walaupun turunnya masih sedikit tetapi hal itu menunjukkan adanya upaya kebersamaan dari seluruh aparat dan organisasi masyarakat dan seluruh elemen masyarakat yang bergerak ke arah yang lebih baik,” kata Eli Kusnaeli yang turut memberikan apresiasi kepada pemerintah daerah provinsi Sulawesi Tengah dan Perwakilan BKKBN Sulteng dalam pergerakannya menurunkan prevalensi angka stunting di daerah ini.
Dia menambahkan bahwa selama 3 tahun ini, Sulawesi Tengah sudah bergerak berjalan menuju ke arah yang lebih baik. Dan semua itu atas dukungan kebersamaan dan kerja keras dari seluruh dinas/instansi dalam menggerakkan program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting yang didukung oleh seluruh elemen masyarakat di Provinsi Sulawesi Tengah.
” Dan tentu saja ini semua bisa berjalan dan bisa berhasil dengan bimbingan serta dukungan dari Bapak Gubernur dan pengawalan juga dari TNI/Polri dan Forkompinda Sulteng sehingga program Bangga Kencana dan percepatan penurunan stunting di Sulawesi Tengah di setiap tahunnya bergerak semakin baik.
Saya katakan semakin baik karena sudah baik tetapi perannya menuju lebih baik,” kata Eli.
Sementara itu, Kepala Perwakilan BKKBN Sulteng, Tenny Soriton menyampaikan bahwa Provinsi Sulawesi Tengah tahun 2023, terdapat 177.239 keluarga berisiko stunting yang ada di 13 kabupaten/kota yang merupakan sasaran program untuk diberikan intervesi, pendampingan berkelanjutan dan evaluasi.
” Kami laporkan bahwa kami sudah melaksanakan pertemuan koordinasi untuk rencana aksi pencegahan dan penurunan stunting dengan dinas terkait, akademisi, toga/toma serta para generasi muda. Sementara yang bisa kami laporkan adanya aksi Gerakan Ranting (Remaja Cegah Stunting) diprakarsai Forum Genre Sulteng, adanya aplikasi online teman baduta hasil kerjasama dengan tim universitas tadulako, serta kolaborasi SATGAS PPS dengan inovasi cegah stunting melalui layanan “Mbak Sutarti” Menu bergizi anak dan konsultasi seputar stunting. Dan terkait inovasi, Pemerintah Daerah Provinsi Sulawesi Tengah telah menggerakkan Program Terpadu Percepatan Penurunan Stunting dan Penanggulangan Kemiskinan Berbasis Perangkat Daerah yang disingkat (Tangguh Bersinar). Dimana kegiatan ini menyasar anak stunting dan keluarga berisiko stunting di kabupaten Sigi. Program ini adalah bentuk gotongroyong secara aktif dari berbagai kalangan pemprov, Pemkab/kota, instansi vertikal termasuk BKKBN, perguruan tinggi dan perusahaan yang beroperasi di Provinsi Sulawesi Tengah, untuk memberikan intervensi langsung ke sasaran.
Tentu saja, melalui Rakerda ini diharapkan dapat menguatkan komitmen dan dukungan pemangku kebijakan (stakeholders) dan mitra kerja dalam pencapaian sasaran kinerja program Bangga Kencana Tahun 2024 dan percepatan penurunan stunting.**
Komentar