oleh

BKKBN Butuhkan Peningkatan Peran Mitra dalam Mencegah Stunting Melalui Program 1000 HPK

Kaper BKKBN Sulteng, Maria Ernawati saat menjadi pembicara memaparkan tentang kondisii kasus stunting di Sulawesi Tengah dalam rangka membahas solusi mengatasi stunting. (F-Ist)

PALU, SM. Com- Masalah stunting yang terjadi di Sulawesi Tengah, perlu mendapat perhatian kita semua. Terutama bagi para OPD terkait. Karena dari 10 provinsi di Indonesia yang prevalensi stunting tertinggi, salah satunya adalah di Sulawesi Tengah.

Pada kesempatan kali ini, Kepala Perwakilan (Kaper) BKKBN Sulteng, Maria Ernawati mengajak kita semua untuk peduli terhadap tumbuh kembangnya balita dan membangun komitmen dengan mitra kerja dalam rangka
mencegah terjadinya kasus stunting di seluruh kabupaten/kota di Sulawesi Tengah.
Demikian penegasan Kaper BKKBN Sulteng, Maria Ernawati yang disampaikan diacara sosialisasi Bina Keluarga Balita Holistik Integratif (BKB HI) Eliminasi Masalah Stunting dalam pencegahan stunting tahun 2020, Bertempat di Aula Fakultas Kedokteran Kampus Universitas Alkhaerat (Unisa) Palu, Rabu (16/12/2020).

Dalam beberapa tahun terakhir, BKKBN mengenalkan Bina Keluarga Balita atau (BKB) holistik intergratif (HI) . BKB HI adalah kelompok BKB yang terintegrasi dengan pendidikan anak usia dini (PAUD) dan posyandu.

Keterpaduan dalam proses penyelenggaraan baik yang berkaitan dengan aspek pengasuhan, pembelajaran, sarana prasarana, dan materi penyuluhan.

BKB menyasar keluarga yang mempunyai balita usia 0-6 tahun. Namun jika melihat komposisi penduduk 0-4 tahun yang tinggi maka peran kelompok tribina, khsususnya program bina keluarga balita (BKB) begitu sangat strategis.

Itulah sebabnya proyek prioritas nasional (PROPN) BKB untuk pencegahan stunting melalui program 1000 hari pertama kehidupan (HPK) menjadi begitu seksi untuk diperbincangkan dan digalakkan informasinya dikalangan masyarakat luas.

” Saatnya, bergerak bersama untuk membasmi stunting dengan menebar informasi 1000 Hari Pertama Kelahiran (HPK) kapan saja dan dimana saja,” kata Erna.

Terkait hal itu, program BKB yang tujuannya meningkatkan pengetahuan, keterampilan dan kesadaran ibu serta anggota keluarga lain yang menjadi anggota kelompok dalam membina tumbuh kembang balitanya melalui rangsangan fisik, motorik, kecerdasan, sosial, emosional serta moral yang berlangsung dalam proses interaksi antara ibu/anggota kelompok.

Sejalan dengan tujuan dari kegiatan ini, BKKBN bersinergi membangun komitmen dengan mitra kerja di tingkat Kabupaten/Kota demi terlaksananya BKB HI Emas dan tersosialisasinya pengasuhan 1000 Hari Pertama Kelahiran dalam rangka pencegahan stunting di kabupaten/kota.

Maka dari itu, diharap adanya komitmen dari mitra kerja, pengelola, dan kader di tingkat kabupaten/kota dalam pelaksanaan dan pengembangan kelompok BKB HI, serta tersosialisasinya pengasuhan 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting di kabupaten/kota.

Sosialisasi ini diharapkan dapat meningkatkan pengetahuan dan pemahaman mitra kerja, pengelola BKB, dan kader tingkat kabupaten/kota, serta masyarakat tentang BKB HI dan pola pengasuhan 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting.

Sebagai lembaga dengan core bisnis keluarga, Badan Kependudukan dan Keluarga Berencana Nasional (BKKBN) memiliki proyek prioritas yang mendukung prioritas nasional pembangunan manusia melalui pengurangan kemiskinan dan peningkatan pelayanan dasar.

Salah satu kontrak proyek prioritas prioritas nasional (ProPN) yang dimandatkan kepada BKKBN yakni perbaikan gizi melalui Proyek Prioritas Nasional Promosi dan KIE Pengasuhan 1000 HPK dalam rangka pencegahan stunting.

Adapun dasar pelaksanaan kegiatan Pro PN adalah Undang undang Nomor 52 Tahun 2009 Tentang Perkembangan Kependudukan dan Pembangunan Keluarga, yaitu pasal 48 (a) Peningkatan kualitas anak dengan pemberian akses informasi, pendidikan, penyuluhan, dan pelayanan tentang perawatan, pengasuhan dan perkembangan anak.

Kegiatan ini dihadiri oleh unsur kader BKB se-Kota Palu dan Sigi, bidan se-Kota Palu dan Sigi, Persit Kartika Chandra Kirana (KCK) Koorcab Korem 132 PD XIII/Mdk, Bhayangkari Daerah Sulawesi Tengah, dan Perwakilan BKKBN Prov. Sulteng hadir
sebagai peserta sosialisasi.

Sementara para pembicara diantaranya ada Direktur Advokasi dan Bina Hubungan Antar Lembaga BKKBN, Analis Kebijakan Ahli Madya KSPK Perwakilan BKKBN Sulteng, Pejabat Pengawas dan Pejabat Fungsional Ahli Muda Perwakilan BKKBN Sulteng, Kepala Dinas Kesehatan Sulteng, Kasubbid BKB, Anak & KKL dan Widyaiswara. (NL)

Komentar