Tampak Dr Magfira bersama para pendamping hebat yang berhasil membujuk ODHIV untuk datang berobat ke Puskesmas Talise.(F-dok.ist).
SULTENGMEMBANGUN.COM, PALU – Dalam upaya mengurangi sekaligus menekan angka penyebaran virus HIV di Kota Palu, Pihak Puskesmas Talise terus melakukan pendampingan kepada Orang Dengan gejala HIV (ODHIV) disamping melakukan berbagai upaya agar ODHIV tidak merasa didiskriminasikan.
Kepala Puskesmas Talise, Rahmat Massi mengatakan Puskesmas Talise sebagai salah satu Puskesmas di kota Palu yang memiliki Klinik layanan IMS (infeksi menular seksual) dan PDP HIV.
” Yang dimaksud disini layanan PDP HIV adalah layanan kesehatan yang disediakan Puskesmas Talise untuk para ODHIV (orang dengan HIV) agar mendapatkan Perawatan, Dukungan dan Pengobatan ART (anti retroviral terapi),” jelas Rahmat.
Disebutkan, sampai saat ini diwilayah kerja Puskesmas Talise terdapat 1.305 target sasaran populasi kunci HIV/AIDS yang harus diskrining HIV/AIDS setiap tahunnya.
Populasi kunci ini terdiri atas Wanita Pekerja Seks (WPS), Lelaki Seks dengan Lelaki (LSL), WBP, Penasun, TG, Pasien IMS, pasien TB dan Bumil.
Berdasarkan data, jumlah HIV reaktif di Wilayah kerja Puskesmas Talise tahun 2011-2021, terdapat 263 ODHIV yang perlu mendapatkan layanan kesehatan sesuai standar terutama terapi ARV.
Karena itu, Dibutuhkan strategi dan pendekatan khusus untuk menemukan dan menjangkau para ODHIV, dan hal ini menjadi tantangan tersendiri di Puskesmas Talise, tandasnya.
Sejak Mei 2022 Klinik IMS dan HIV di Puskesmas Talise juga telah menyediakan layanan Pelayanan Perawatan Dukungan dan Pengobatan (PDP) sebagai tindak lanjut dari tes HIV reaktif, sehingga para ODHIV yang memenuhi syarat dapat mendapatkan terapi ARV di hari yang sama (same day).
” Dalam mengatasi hal ini, Di puskesmas Talise, kami memiliki tim yang solid terutama pada layanan PDP terdiri atas konselor, perawat, petugas RR, analis, farmasi dan dr. Magfirah sebagai dokter penanggung jawab,” ungkapnya sembari menambahkan bahwa tim Inilah yang terus melakukan pendekatan untuk menjangkau para ODHIV dan bahkan dengan berbagai cara dan upaya dilakukan agar para ODHIV ini mau datang berobat ke Puskesmas.
Disisi lain, Layanan PDP di Puskesmas Talise melakukan kolaborasi dan inovasi layanan bersama Banuatapura Support, yang menyediakan para Pendamping yang stay in di Puskesmas setiap hari untuk mendukung layanan PDP.
Dan tentunya, Dengan bantuan para pendamping inilah sehingga para ODHIV mendapatkan pendampingan terutama pada awal pengobatan untuk memastikan kepatuhan dalam minum obat seumur hidup serta memberikan dukungan kepada para ODHIV sehingga dapat membantu meningkatkan kepercayaan diri, pengetahuan HIV, akses layanan HIV, perilaku pencegahan HIV dan kegiatan positif yang lebih tinggi.
Para Pendamping juga membantu penjangkauan pasangan ODHIV (notifikasi pasangan), dimana dengan strategi ini mampu menjangkau kurang lebih 70% dari total ODHIV yang ditemukan di Puskesmas Talise.
Puskesmas Talise juga bekerja sama dengan LBH APIK dalam penjangkauan kelompok WPS dan PKBI dalam penjangkauan kelompok LSL dan TG sehingga kelompok populasi kunci tersebut bersedia untuk melakukan tes HIV (VCT) di Puskesmas Talise.
Dari data yang ada, penemuan kasus HIV reaktif dari 48 org ditahun 2021, meningkat menjadi 105 org ditahun 2022. Dan diantara penemuan kasus HIV reaktif, ODHIV yang memenuhi syarat untuk mendapat ART di puskesmas, terdapat 97 ODHIV yang kini ditangani di Puskemas Talise dalam kurun waktu 1 tahun (Mei 2022- Mei 2023) . Sementara Target SPM dari target 1.305 org. Ini menunjukkan bahwa tim klinik PDP HIV dan IMS di Puskesmas Talise berhasil mencapai angka 147% atau 1.914 org.(*)
Komentar